15 Sep 2018

Wahai Ayah, Keshalihanmu akan Membantu Keshalihan Buah Hatimu


Oleh: Dr. H. Azi Ahmag Tajudin, S.HI., M.Ag.
(Mudir Ponpes Islam Uswatun Hasanah Purwakarta)


Keshalihan orang tua adalah bagian besar dalam proses pendidikan buah hatinya. Tidak semua orang tua yang menyadari ini. Mereka beranggapan dengan memasukkan anak pada sekolah yang baik, bahkan mengundang guru ngaji ke rumah sudah cukup untuk menjadikan anaknya shalih.

Mari kita buka lembaran wahyu. Betapa kita mungkin terkejut, karena ternyata faktor utama sulitnya buah hati menjadi shalih karena kuatnya pengaruh ketidakshalihan ayahnya.

Kalimat kaum Nabi Nuh yang menolak dakwahnya karena berbeda dengan ajaran ayah-ayah mereka.

فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا هَذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُرِيدُ أَنْ يَتَفَضَّلَ عَلَيْكُمْ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَأَنْزَلَ مَلَائِكَةً مَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ

“Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa ayah-ayah kami yang dahulu.” (QS. al-Mukminun : 24)

Dan seperti ini alasan penolakan kaum Nabi Ibrahim terhadap dakwahnya.

قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءَنَا لَهَا عَابِدِينَ

Mereka menjawab, "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.” (QS. al-Anbiya’ : 53)

Nabi Musa pun juga mendapati alasan penolakan yang sama.

قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا وَتَكُونَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاءُ فِي الْأَرْضِ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ

Mereka berkata, "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang Kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua." (QS. Yunus : 78)

Dan manusia terbaik, teladan zaman, pemilik syafa’at kubra di yaumil akhir kelak, Rasulullah Muhammad ﷺ juga mendapati jawaban yang sama dari Quraisy Makkah.

بَلْ قَالُوا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ

Bahkan mereka berkata, "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka". (QS. Az-Zukhruf : 22)

Sudah menjadi sunnatullah yang terus akan berlaku, tidak berubah dari dulu hingga kini, bahwa peran ayah sangat berpengaruh terhadap anak-anaknya. Keshalihannya akan membantu keshalihan buah hatinya. Dan ketidakshalihannya akan menjadi pengganjal pendidikan keshalihan buah hatinya.

Jangan mengira buah hati diam saat melihat ayahnya suka marah-marah! Mereka punya kamera pengintai. Mereka sedang merekam. Rekaman itu kuat. Kita mungkin tidak sadar, tapi mereka terus merekam. Dan rekaman-rekaman itulah bagian dari proses pembentukan buah hati; baik ataupun buruk.

Wallahu a'lam bi ash-shawaab...
Disqus Comments