16 Jun 2018

Nostalgic Moments: Rihlah Ilmiah 2017 (last part)

Chapter 3 (last): Visiting Situ Patenggang, Bandung

Sesi eksplorasi berakhir ketika adzan Dzuhur berkumandang, dan kami pun melaksanakan shalat Dzuhur dijamak dengan Asar.

Kami pun bersiap menuju destinasi selanjutnya. Namun tentu saja, untuk menuju bis kami harus menggunakan angkutan umum dan mobil pickup terlebih dahulu.

Ada peristiwa tak terduga yang terjadi selama perjalanan menuju destinasi kedua, yakni salah satu bis putri mogok dan menimbulkan kemacetan yang cukup panjang. Sebab bis tersebut mogok di jalan tidak jauh dari terminal.

Sementara itu, bis putri yang satunya sudah terlebih dahulu berangkat. Dan bis putra harus rela menunggu di terminal sampai bis putri yang berada di depannya dapat berfungsi kembali. Butuh waktu setengah jam untuk bisa normal kembali.

Tak cukup sampai disitu. Ternyata salah satu bis putri salah jalur saat menuju destinasi Situ Patenggang. Ini disebabkan karena 2 bis lain masuk melalui gerbang masuk yang baru, tetapi bis yang satunya memilih untuk menuju ke gerbang lama, yang jaraknya lebih jauh dari gerbang baru.

Namun alhamdulillah, kami dapat tiba di lokasi menjelang Asar dan bis yang "mengambil rute jauh" tiba di lokasi 25 menit kemudian.

Tak banyak yang dapat dituliskan di bagian ini. Namun disini para santri dapat melakukan rekreasi selama di lokasi. Sesi terakhir ditutup menjelang Maghrib karena ternyata kabut di lokasi sudah semakin tebal dan mulai turun hujan.

Tempat berkumpul rombongan kami. Satu bis terakhir sedang dalam perjalanan.

Pengondisian peserta dan pengumuman








"Tim lain pada kemana?" Berpencar ke berbagai objek wisata. :D













Ust. Taufiq R. Hidayah (kiri) dan Ust. Nurdin (kanan)

Pertandingan Paintball. Lokasi pertempuran di kebun teh yang dekat dengan posisi santri di foto ini. Baju militer, rompi anti peluru, helm serta senjata airgun wajib dipakai selama bertanding.

Saat itu, tarif sekali bermain Paintball sebesar Rp. 100 ribu. Diluar dugaan, ternyata banyak santri putra yang tertarik untuk berpartisipasi. :D




Sesi tutor cara menggunakan senjata airgun dan penjelasan aturan main pertandingan.


Khatimah

Banyak hikmah yang kami dapat dalam perjalanan rombongan kali ini:

> Butuh upaya lebih untuk melestarikan lingkungan, apalagi memanfaatkan hasil bumi seperti buah dan sayuran. Integrasi antara pihak pondok pesantren, santri dan warga sekitar yang "apik" ternyata dapat menjawab tantangan tersebut. Mengingat telah menjadi rahasia umum bagi masyarakat bahwa butuh modal yang tidak sedikit untuk memulai usaha dalam bidang pertanian.

> "Kerja keras", "Tawakkal dan "Istiqomah" menjadi tiga kata kunci utama yang terlintas dalam benak rombongan, saat disuguhkan dengan pemandangan hijau yang asri dan bersih dari sampah. Hasil yang "memuaskan" didapat dari proses yang ditempuh saat mengejar target yang ingin dicapai. Jika mampu bersabar dan mencari solusi kala kegagalan tiba, insya Allah dapat bangkit kembali dan terus maju.

Akhir kata, dokumentasi diatas menjadi penutup artikel tentang Rihlah Ilmiah 2017. Kami ucapkan jazakumullah khairan katsiran kepada pihak Ponpes al-Ittifaq yang berkenan menerima kunjungan kami ke lokasi. Semoga tali silaturrahim yang terbangun tetap terjaga dan dapat berbuah kebaikan.

Teruntuk para santri kami yang tercinta, ahsan bila 3 kata kunci diatas ditanamkan dalam diri kita saat menempuh thalabul 'ilmi. Insya Allah, para penuntut ilmu agama Islam senantiasa diberi kemudahan dalam kehidupannya selama menjalani proses menggapai cita-cita. Amiin ya Rabbal 'aalamiin...

Kembali ke: [part 1] atau [part 2]

Disqus Comments