2 Nov 2015

Bina Pendidik Generasi dalam "KAWASAN" USWAH

Dalam dunia pendidikan, ada 3 elemen utama yang dapat membantu mendidik agar proses pendidikan berjalan optimal, diantaranya: sekolah, orang tua dan masyarakat. Ketika anak di rumah, maka yang mendidik adalah orang tuanya; begitu pula ketika anak sedang berinteraksi di lingkungan luar rumah, maka yang mendidik mereka adalah warga atau masyarakat sekitar lingkungan tersebut, termasuk keluarga besar dari anak tersebut. Proses dapat terjadi secara langsung maupun tak langsung, mengingat anak selain menimba ilmu di sekolah, pasti mendapat sesuatu ketika di perjalanan pulang mereka menuju rumah dan tentunya di rumah pun demikian.

Tetapi di zaman yang serba tak menentu dan rusak ini, satu-persatu elemen utama pendidik generasi dirusak oleh sistem kehidupan, sistem politik serta serangan budaya dari luar negeri ini. Tanpa harus menuliskan fakta-faktanya secara panjang lebar, kurang lebih kita semua - dengan mata, telinga dan hati kita - sangat paham bagaimana kondisi kehidupan remaja masa kini, yang sebagian besar benar-benar jauh dari cerminan kehidupan seorang Muslim. Bagi orang tua, tentunya fakta-fakta tersebut dapat menyayat hati kecilnya, karena generasi yang dididik tidak sesuai dengan mimpi-mimpi yang telah terbangun dari sejak belasan tahun silam, ketika mereka berangan-angan memiliki seorang buah hati kala masa-masa awal berumah tangga.

1 November kemarin menjadi momen penting bagi ma'had, begitu pula dengan tanggal-tanggal lain yang bertepatan dengan awal bulan. Ini dikarenakan ada kegiatan pembinaan atau kajian khusus bagi para orang tua santri yang putra-putrinya memang sedang bermukim di asrama pesantren.

Mengapa ada pembinaan bagi orang tua?

Menimba ilmu dapat dilakukan sepanjang hayat, sekalipun status mereka bukanlah pelajar lagi. Atau dirinya sekarang memiliki keturunan yang banyak sekalipun. Kebanyakan anak yang "bermasalah" berawal dari cara-cara mendidik orang tua yang bisa dikatakan meleset. Walaupun masyarakat dan sekolah menjadi faktor penting terbentuknya generasi, tetapi pendidikan di rumah memiliki fungsi sebagai penguat serta mempererat ikatan batin antara orang tua dan anak.

Kegiatan bernama KAWASAN USWAH atau Kajian Wali Santri Uswatun Hasanah bertujuan untuk membina orang tua agar mampu memahami bagaimana mereka harus bertindak dalam menghadapi anaknya sendiri, yang notabene sering berubah-ubah situasi mentalnya. Tentunya ini pun menjadi nilai plus karena yang dilatih di kajian ini adalah bermain "cantik" dengan psikologi anak, tetapi "permainan psikologi" tersebut berdasarkan pandangan Islam beserta dalil-dalil syar'i-nya.


Pengisi materi dari KAWASAN USWAH bulan November ini adalah Ust. Azi. Walaupun tiap bulan asatidz yang mengisi materi dapat bergantian.


Rasanya tak ada satupun orang tua Muslim yang ingin anaknya tidak menjadi shalih dan shalihah bukan? Maka tak ada salahnya bagi para wali santri untuk ikut "nimbrung" dalam kegiatan bulanan ini di ma'had kami. Kegiatan ini kami selenggarakan setiap hari Minggu di awal bulan pukul 10.00 WIB pagi.





Sekilas Info:

Sebelum KAWASAN USWAH dimulai, kami awali dengan pengumuman terkait santri yang berhasil lulus dalam sertifikasi Rabu (28/10) silam. Alhamdulillah, ada 38 nama santri yang terdiri dari 14 santri putra dan 24 santri putri, yang lulus ujian tahfizh tersebut. Yang mendapat sertifikat tahfizh adalah peserta atau santri yang hasil nilainya masuk dalam kategori "sangat baik", "baik" dan "cukup".


Pengumuman terkait santri yang lulus di sertifikasi tahfizh sengaja kami lakukan saat para wali santri ada jadwal kajian di ma'had kami tiap bulan, agar wali santri yang bersangkutan langsung yang menyerahkan sertifikatnya kepada putra atau putri didiknya yang berprestasi dalam menghapal ayat-ayat al-Qur'an.

Santri putra yang lulus diantaranya:
- M. Dzulfikri Ramdan [6 KMI] (juz 30)
- Ahmad Maulana Safarudin [4 KMI] (juz 30)
- Farhan Abdurrozaq Arrasyid [5 KMI] (juz 30)
- Taufik Rohmatul Hidayat [5 KMI] (juz 30)
- Toto Wizaelani [3 KMI] (juz 30)
- Yusran Anshar Musyaffa [6 KMI] (juz 30 dan 29)
- M. Fauzi Nashrullah [6 KMI] (juz 27)
- M. Farhan Maulidan [2 KMI] (juz 30)
- Ibnu Ubaidillah [6 KMI] (juz 1)
- Rachmat Alfada [6 KMI] (juz 30)
- M. Arriza Fazrika Adam Alghifari [2 KMI] (juz 30)
- M. Iqbal Nur Fathurrohman [4 KMI] (juz 29)
- M. Syam Asy'ari [2 KMI] (juz 30)
- M. Farid Zulfikar Fauzan [3 KMI] (juz 30)

Dan santri putri yang lulus sertifikasi diantaranya:
- Annida Nurfauziah [3 KMA] (juz 30)
- Shofi Azkia Reiha Fadlila [3 KMA] (juz 1)
- Vanny Fadhilah Siddik [4 KMA] (juz 30)
- Suci Wiatanti Gusti [5 KMA] (juz 30)
- Annisa Istiqomah [6 KMA] (juz 30)
- Dini Warda Zakia [4 KMA] (juz 30)
- Rifa Nur Salma [3 TKS] (juz 26)
- Erma Reforma Siddik [6 KMA] (juz 1)
- Rahma Khoerunnisa Innayatullah [4 KMA] (juz 30)
- Cantika Adythiapaksi [2 KMA] (juz 30)
- Nurika Ikrima Zahra [4 KMA] (juz 29)
- Intan Safira Ilyas [6 KMA] (juz 30)
- Neng Najah Nurul Sa'diah [6 KMA] (juz 30)
- Siti Hamida Nursyifa [1 KMA] (juz 30)
- Rere Sutari [1 KMA] (juz 30)
- Yunica Andini [1 TKS] (juz 30)
- Lina Zahratunnisaa [1 TKS] (juz 30)
- Aliyah Rahmati [5 KMA] (juz 30)
- Rida Maryani Iryanti [5 KMA] (juz 1)
- Fildza Qonita Raihana [4 KMA] (juz 30)
- Eneng Umaimah Rosyidah [6 KMA] (juz 1)
- Millati Nur Rohmatillah [2 KMA] (juz 30)
- Najma Nur Jihan [3 KMA] (juz 30)
- Kurniany Sholeha [4 KMA] (juz 30)


Para santri putra yang lulus sertifikasi tahfizh

Ibunda M.Z. Ramdan menyerahkan sertifikat kepada putranya

Toto Wizaelani bersama Ayahanda yang menyerahkan sertifikatnya

M. Farhan Maulidan bersan Ibundanya

M. Iqbal N.F. bersama Ibundanya yang sedang menyerahkan sertifikat tahfizhnya

M. Syam Asy'ari bersama Ayahandanya
Selain itu, kami pun menyerahkan cinderamata berupa sebuah mushaf al-Qur'an bagi para santri yang telah mengikuti beberapa kali tes hapalan al-Qur'an dan hapalannya melebihi kebanyakan santri pada umumnya. Subhanallah, beberapa santri putra dan putri yang beruntung tersebut diantaranya:
- Yusran Anshar Musyaffa
- Rifa Nur Salma
- Shofi Azkia Reiha Fadlila

Mushaf al-Qur'an yang diserahkan langsung oleh Ust. Azi selaku Kepala Program KMI/A. Sementara bagi santri putrinya diserahkan oleh perwakilan dari ustadzah.
Saat kami evaluasi, ternyata tidak semua momen berharga antara orang tua dan buah hatinya dapat kami abadikan dalam tulisan ini, mengingat tidak semua wali santri dari para santri yang lulus hadir pada kegiatan KAWASAN USWAH kemarin (1/11). Tentunya ini menjadi cambuk dan pelajaran bagi kita semua, bahwa anak perlu ada yang memotivasi. selain gurunya, tentu yang berhak untuk memberikan motivasi pembangun jiwa tersebut adalah orang tuanya sendiri. Kontribusi kecil dalam menyerahkan sertifikat kepada buah hatinya saja dapat membantu dalam mendongkrak mental sekaligus motivasi belajar buah hatinya, agar tetap istiqomah menimba ilmu, tetap sabar menjalani miniatur kehidupan di pondok pesantren, dan juga tetap tabah dengan berbagai cobaan hidup yang menerjang.

Semoga dari tulisan ini, dapat membantu para santri agar senantiasa tergugah untuk giat menghapal al-Qur'an. Bagi kita selaku guru dan orang tua, kita pun dapat membantu mereka dengan memberikan motivasi yang membangun jiwa dan mental mereka sekaligus memberikan pendidikan terkait kehidupan. Ini semua dilakukan agar mereka dapat menjalani kehidupan di dunia yang sebenarnya, yang notabene benar-benar berat bila tidak dijalani dengan landasan iman-taqwa serta mental yang kuat.

Inilah, persembahan kecil kami bagi para penerus generasi yang shalih dan shalihah. Surga dan derajat yang tinggi telah menantikan mereka di surga. Insya Allah...

Catatan: dokumentasi santri putri untuk kegiatan ini tidak ditampilkan untuk menjaga privasi. [WN]
Disqus Comments